Musyawarah
A.
Bentuk dan Cara Bermusyawarah
Musyawarah adalah kegiatan membicarakan sesuatu masalah secara
bersama-sama. Musyawarah bertujuan untuk mengambil keputusan. Musyawarah
dilaksanakan untuk menyatukan pendapat dan menyelesaikan masalah. Musyarakah
dilakukan untuk mencapai kesepatakan. Mussyawarah dapat dilakukan di rumah, di
sekolah dan di masyarakat. Di dalam musyawarah, usulan atau pendapat ditampung.
Dengan melaksanakan musyawarah kita dapat menghindari permusuhan dan
pertengkaran.
1.
Musyawarah di Rumah
Pernahkah
keluarga kalian di rumah melaksanakan musyawarah? Dapatkah kalian menyebutkan
contoh kegiatan musyawarah yang dilakukan di rumah? Salah satu contoh
musyawarah yang dilakukan di rumah adalah saat membicarakan kegiatan liburan.
Untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan saat liburan, perlu dilaksanakan
kegiatan musyawarah. Beberapa kemungkinan muncul usul dari anggota keluarga
misalnya ada yang mengusulkan pergi ke rumah saudara, ada yang mengusulkan
pergi wisata ke pegunungan atau ada yang mengusulkan pergi wisata ke pantai.
Mungkin ada juga yang mengusulkan tinggal di rumah saja. Sebagai peserta
musyawarah, seluruh anggota keluarga harus menghargai dan menghormati semua
usulan. Keputusan yang dihasilkan dalam musyawarah harus mempertimbangkan
usulan-usulan semua anggota musyawarah. Setelah semua peserta musyawarah
menyampaikan usul, saatnya diputuskan. Apapun keputusannya, misalnya diputuskan
untuk pergi ke rumah saudara, semua anggota keluarga harus menerima keputusan
tersebut dan melaksanakan secara bersama-sama.
2.
Musyawarah di Sekolah
Simak cerita berikut ini. Cerita berikut ini adalah contoh
musyawarah di sekolah. Pak Supri memberi tugas kepada anak anak. Tugas yang
diberikan yaitu membuat kliping tentang sumber-sumber energi di sekitar kita.
Tugas diberikan secara kelompok. Setiap kelompok terdiri lima anak. Sebelum
mengerjakan tugas, setiap kelompok bermusyawarah. Nisa sebagai ketua kelompok.
Nisa dan kelompoknya bermusyawarah. Dalam musyawarah diadakan pembagian tugas.
Alifa menyiapkan koran dan majalah bekas. Tika membawa gunting dan lem. Anwar
membawa spidol. Sedang Dewi bertugas membawa kertas. Semua menaati hasil
musyawarah. Pada hari yang ditentukan, tugas dikerjakan di rumah Alifa. Mereka
asyik mengerjakan tugas bersama sama. Kliping disusun dengan baik. Hasil
pekerjaan mereka sangat memuaskan. Pekerjaan dapat dikerjakan dengan mudah
apabila di kerjakan secara bersama-sama dan di dahului dengan musyawarah.
3.
Musyawarah di Masyarakat
Kalian
mungkin pernah mendengar kalau ayah kalian mendapatkan undangan dari Pak RT
atau Pak RW untuk menghadiri rapat di rumah Pak RT atau rumah Pak RW. Rapat
atau musyawarah banyak dilakukan oleh masyarakat untuk menyelesaikan masalah
yang mereka hadapi. Hal-hal yang biasa mereka musyawarahkan antara lain
misalnya membahas tentang kerja bakti membersihkan selokan, rencana membangun
masjid, atau membangun pos ronda.
B.
Menghargai Suara Terbanyak
Masih
ingatkah kalian saat awal tahun pelajaran 2012-2013 di kelas dua ketika
diadakan pemilihan ketua kelas? Pak Supri membimbing kalian untuk melaksanakan
pemilihan ketua kelas dengan cara pemungutan suara atau voting. Pertama-tama
diumumkan bahwa akan ada pemilihan ketua kelas. Pak Supri memberikan kesempatan
kepada semua anak-anak yang ingin menjadi ketua kelas untuk melaksanakan
“kampanye” di depan kelas. Ada 7 (tujuh) calon ketua kelas. Calon ketua kelas
tersebut adalah: Adzkiyatun Nisa Sholihah (Nisa), Alya Widya
Fatikha (Tika), Artika Sari Dewi (Dewi), Evanda Naufal
Salsabila (Vanda), Getu Ghani Goijlal (Ghani), Muhammad
Andria Rusyidi (Andri) dan Salsabila Brillian Adityas (Salsa).
Setelah penjaringan calon ketua kelas dan pelaksanaan ‘kampanye’
pada Sabtu (14/07), tibalah Senin (16/07) dilaksanakan proses pemungutan suara.
Pemungutan suara dilaksanakan pada saat pelajaran PKn. Pelaksanaan pemungutan
suara dipimpin oleh Ketua Panitia Pemungutan yaitu Vijaya Afnan Iftikhar dan
Syahrul Ramadhan Habibillah. Proses pencoblosan dilaksanakan dengan memanggil
satu persatu siswa untuk menerima kartu suara, kemudian siswa yang mendapat
giliran masuk ke ruang bilik suara untuk mencoblos gambar calon yang sesuai
dengan hati nurani mereka masing-masing. Setelah semua mendapatkan kesempatan
mencoblos, tibalah saatnya perhitungan. Saat perhitungan Ketua Panitia dibantu
saksi yaitu Muhammad Ilham Wibowo, Ravi Pahlevi dan Khaila.
Hasil
pemungutan suara adalah Adzkiyatun Nisa Sholihah (3 suara), Alya Widya Fatikha
(6 suara), Artika Sari Dewi (1 suara), Evanda Naufal Salsabila (3 suara), Getu
Ghani Goijlal (4 suara), Muhammad Andria Rusyidi (12 suara) dan Salsabila
Brillian (10 suara). Dengan demikian ketua kelas 2A MIM Karanganyar terpilih
adalah Muhammad Andria Rusyidi (Andri) dengan memperoleh 12 suara dan
wakil ketua adalah Salsabila Brillian Adityas (Salsa) dengan memperoleh 10
suara. Cara mengambil keputusan dalam pemilihan ketua kelas 2A seperti dijelaskan
diatas disebut pemungutan suara atau voting. Hasil dari
pemungutan suara (voting) adalah suara terbanyak. Bagi Andri dan Salsa yang
terpilih tidak boleh menyombongkan diri. Bagi kandidat yang lain yang hanya
mendapatkan suara sedikit harus menerima kekalahan dengan lapang dada. Menerima kekalahan dengan lapang dada
artinya menerima kekalahan dengan ikhlas. Mereka yang
kalah mengucapkan selamat kepada yang menang. Mereka yang kalah tidak sakit
hati dan juga bersedih.
C.
Menerima Kekalahan
Simak
cerita berikut ini. Cerita berikut ini adalah contoh sikap menerima kekalahan
di sekolah. Setiap hari jumat ada pelajaran olahraga. Kali ini Bu Ani mengajak
anak anak bermain kasti. Anak anak dibagi menjadi dua regu. Setiap regu terdiri
atas dua belas anak. Sisanya menjadi pemain cadangan. Regu A dipimpin oleh
Gani. Regu B dipimpin oleh Nuha. Permainan dimulai. Regu A menjadi pemain lebih
dahulu. Regu B sebagai penjaga. Bu Ani menjadi wasit. Salsa sebagai pencatat
nilai. Kedua regu bermain dengan bersemangat. Permainan semakin seru. Regu A
dan regu B silih berganti menjadi pemain. Berkali kali Ilham terkena lemparan
bola. Tetapi dia malah meledek sambil tertawa. Teman teman tertawa terpingkal
pingkal. Hal ini membuat suasana permainan semakin meriah. Waktu bermain
selesai. Mereka semua melihat papan nilai. Regu B sebagai pemenang. Regu A yang
dipimpin oleh Gani menerima kekalahan dengan lapang dada. Regu B yang dipimpin
oleh Nuha sebagai pemenang tidak menyombongkan diri dan tidak mengejek yang
kalah. Mereka sudah melakukan dengan sungguh sungguh. Setelah selesai permainan
anak anak saling berjabat tangan. Kalah atau menang itu hal biasa.
EmoticonEmoticon